Memaknai Perayaan Rahina Tumpek Wayang Senegap Civitas SMAN 1 Kintamani Melaksanakan Persembahyangan
- Sabtu, 29 April 2023
- ITC - SMAN 1 KINTAMANI
- 0 komentar
- 117 kali
Berdasarkan instruksi Gubernur Bali Nomor 4 tahun 2023, tentang rahina tumpek wayang dengan upacara Jagat Kerthi, sebagai pelaksanaan tata titi kehidupan masyarakat Bali berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi dalam Bali era baru.
Berkenaan dengan hal tersebut segenap civitas SMAN 1 Kintamani, pada Saniscara Kliwon, Wayang, 29 April 2023 melaksanakan persembahyangan bersama di Padmasana. Dalam tradisi orang Bali, Tumpek Wayang dikenal sebagai otonan sarwa seni khususnya Wayang. Bagi masyarakat yang memiliki wayang (para dalang) akan melakukan upacara yadnya pada hari ini. Demikian halnya jika dalam keluarga memiliki anak yang lahir pada Wuku Wayang maka mereka melakukan upacara dan upakara Bayuh Oton dengan pementasan Wayang Sapuh Leger pada hari suci ini. Tumpek Wayang dianggap hari yang sangat sakral karena merupakan pertemuan beberapa waktu terakhir/transisi, yaitu: Kajeng (waktu terakhir dalam siklus Tri Wara), Kliwon (waktu terakhir dalam siklus Panca Wara), Saniscara (waktu terakhir dalam siklus Sapta Wara), dan Tumpek Wayang adalah tumpek yang terakhir dalam siklus kalender Bali. Secara filosofis Tumpek Wayang juga dianggap hari yang baik untuk pembersihan, penyucian, dan pemuliaan alam semesta (jagat raya) beserta isinya termasuk manusia yang ada di dalamnya.
Mengapa disebut Tumpek Wayang dan apa kaitan Wayang dengan alam semesta? Jika dicermati wujud dan tata laku pertunjukan Wayang Kulit Bali merupakan miniatur dari konsep kesejagatan alam raya. Dalam satu kropak Wayang terdiri atas ratusan figure dan tokoh yang memiliki peran dan tata laku sebagaimana kehidupan manusia di muka bumi. Dalang adalah tokoh sentral yang dengan kemampuan artistik total teater (menari, menabuh, menyanyi, dan berjapa mantra) memiliki “kuasa” untuk memainkan dan mengatur peran, serta jalannya pertunjukan, termasuk menentukan mana yang sedih atau bahagia, kalah atau menang, bahkan hidup atau mati. Dalang juga memiliki kemampuan intelektual dan spiritual yang disebut Kawi Dalang, yaitu kreativitas budaya murni (genuine creativity) untuk merekayasa jalannya ceritera agar pertunjukan menarik dan atraktif (tontonan), sekaligus mampu memberikan berbagai tuntunan. Kuasa yang dimiliki dalang dalam pertunjukan Wayang Kulit identik dengan Kemahakuasaan Tuhan dengan berbagai manifestasinya dalam mengatur alam semesta dan kehidupan (sarwa prani) di muka bumi ini.
Dalam mitologi Siwa Nataraja disebutkan, ketika pertama kali tercipta, dunia berada dalam kondisi tidak stabil sehingga tidak ada kehidupan di muka bumi. Prihatin terhadap keadaan dunia yang labil, Dewa Siwa dalam prabawa Natha Raja (raja diraja) kemudian memutar dunia dengan gerakan (kaki dan tangan) menari sehingga tercipta keteraturan ritme dan harmoni di bumi. Sejak saat itulah kehidupan di muka bumi mulai ada, diawali dari tumbuh-tumbuhan, binatang, kemudian barulah manusia. Keberhasilan Dewa Siwa menciptakan keteraturan dan harmoni bumi beserta sarwa prani (makhluk hidup) inilah kita muliakan dengan Upacara Jagat Kerthi yang salah satunya dirayakan pada Rahina Tumpek Wayang.
Jadi, persembahyangan bersama untuk memperingati rahina Rahina Tumpek Wayang yang dilakukan di SMAN 1 Kintamani sebagai sebuah ritual memuliakan Tuhan sebagai pencipta dan penguasa Alam Semesta. Tujuannya untuk memohon ketentraman, kenyamanan, dan ketenangan batin, serta menumbuhkan gairah kebersamaan yang dapat memotivasi untuk selalu bangkit. Ritual adalah peristiwa penghayatan tatanan bersama yang niscaya berdaya guna dalam kehidupan kolektif baik dalam masyarakat tradisional maupun modern. (Kontributor, @Eka Adheyana)
Artikel Terkait

Popularkan Aksara Bali Berbasis Digital, Siswa SMA/SMK di Bangli Ikuti Sosialisasi Penggunaan Keyboard Aksara Bali di SMAN 1 Kintamani
Selasa, 16 Mei 2023
Aktif dalam Ajang Ferum Anak Daerah, SMAN 1 Kintamani Mendukung Keikutsertaan dalam Pemilihan Duta Anak
Kamis, 30 Maret 2023
Menggelorakan Tema Segara Kerthi: Campuhan Urip Sarwa Prani Nyujur Su-Bali, SMAN 1 Kintamani Lakukan Festival Lomba Bahasa Bali
Senin, 20 Februari 2023