You need to enable javaScript to run this app.

Tingkatkan Kompetensi Guru Menuju Transformasi Pendidikan dalam Merdeka Belajar, “Komunitas Smansakita Berbagi”, Gelar Workshop Berbagi Praktik Baik Pembelajaran.

  • Jum'at, 30 Desember 2022
  • kurikulum
  • 0 komentar
  • 590 kali
Tingkatkan Kompetensi Guru Menuju Transformasi Pendidikan dalam Merdeka Belajar, “Komunitas Smansakita Berbagi”, Gelar Workshop Berbagi Praktik Baik Pembelajaran.

  

 

Bertempat di Aula SMAN 1 Kintamani, Jumat, 30 Desember 2022 di gelar workshop berbagi praktik baik pembelajaran. Kegiatan ini mengusung tema “Membudayakan Berbagi Praktik Baik Pembelajaran untuk Meningkatkan Kompetensi Guru SMAN 1 Kintamani Menuju Transformasi Pendidikan dalam Merdeka Belajar”. Kegiatan ini merupakan kegiatan digagas oleh komunitas praktisi guru penggerak yang ada di SMAN 1 Kintamani yang kemudian diberi nama “Komunitas SMANSAKITA Berbagi. Kegiatan ini rutin dilaksanakan dipenghujung semester ganjil (setelah siswa rapotan, red). Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini untuk membudayakan dan berbagi praktik baik pembelajaran kepada para guru. Kegiatan ini dilangsungkan selama dua hari, dari tanggal 30 sampai 31 Desember 2022. Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh kepala SMAN 1 Kintamani, I Ketut Ada, S. Pd. Dalam paparan singkatnya disampaikan bahwa saat ini perubahan dalam hal pendidikan begitu cepat. Barang siapa yang tidak adaptif terhadap perubahan, dipastikan akan tertinggal. Oleh karena itu, pihaknya mengajak para guru senantiasa keluar dari zona nyaman. Untuk terus berjuang melawan perubahan itu dengan terus belajar dan beradaptasi. Para guru harus menjadikan momen-momen berbagi atau workshop seperti ini untuk membelajarkan dan mengisi diri. Dijadikan sebagai momentum untuk prubahan yang positif. Pihaknya juga mengajak para guru untuk terus bergerak tidak saja pada ranah sekolah tempat mengajar tetapi memperluas gerakan itu ke ranah yang lebih luas untuk kemajuan pendidikan nasional.

Kegiatan ini menghadirkan 5 pembicara sesuai dengan praktik baik yang telah dilakukan masing-masing. Hari pertama, Jumat 30 Desember 2022, dalam kegiatan berbagi praktik baik pembelajaran ini menampilkan empat pembicara sekaligus. Pembicara pertama, Dewa Made Oka, S. Pd, membagikan praktik baik pembelajarannya terkait penerapan budaya positif di kelas-kelas. Mulai dari sebelum belajar di kelas, saat belajar berlangsung, dan setelah pembelajaran. Hal ini terus dilakukan untuk menjaga konsistensi fokus belajar dan melatihkan sikap dan mental siswa agar berbudaya disiplin. Selanjutnya, pembicara kedua, Sang Ayu Eling Lestari, S. Pd. M. Pd., membagikan praktik baik pembelajarannya tentang mengemas pembelajaran dengan metode lagu. Sang Ayu Eling, dalam hal ini mengemas pembelajaran matematika dengan lagu. Dengan harapan siswa menjadi termotivasi dan senang belajar matematika. Terlebih pelajaran matematika selama ini menjadi momok yang relatif berat dirasakan oleh siswa. Dengan kreativitas semacam ini (metode lagu, red) diharapkan mampu mengatasi kejenuhan siswa dalam belajar dan sebaliknya dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam belajar.

Sementara itu, pembicara ketiga, I Wayan Edi Setiawan, S. Pd, membagikan peraktik baik pembelajarannya terkait pemanfaatan teknologi tiktok untuk publikasi karya siswa atau memanfaatkan teknologi tersebut untuk dijadikan media pembelajaran. Hal ini sangat menarik mengingat saat ini peran teknologi utamanya media sosial sedang buming. Dengan kreativitas seperti ini diharapkan siswa menjadi tertarik, termotivasi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasinya dalam pembelajaran. Pembicara keempat menghadirkan I Gede Eka Putra Adnyana, S. Pd., Gr. Materi yang dibawakannya tentang “Refleksi dalam Pembelajaran”. Bahwasannya selama ini refleksi pembelajaran luput dari aksi nyata atau terkadang diabaikan begitu saja. Pada hal, selain perencanaan, proses, dan evaluasi pembelajaran, yang juga sangat vital dalam pembelajaran adalah refleksi. Dengan adanya aksi nyata refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru, akan tercermin kelemahan dan keunggulan belajar-mengajar yang telah dilaksanakan. Refleksi akan memberikan masukan yang konstruktif terhadap perbaikan pembelajaran selanjutnya. Oleh karena itu, pihaknya mengajak agar para guru senantiasa menggunakan refleksi untuk dijadikan refrensi dalam melakukan segala hal terkait tupoksinya, yang paling utama yaitu, kegiatan pembelajaran. Berbekal materi yang diperolehnya saat mengikuti pendidikan guru penggerak, pihaknya membagikan praktik baik menyusun refleksi pembelajaran, yaitu ada 9 model jurnal refleksi yang bisa dibuat. Dari sembilan (9)  model jurnal itu, bisa dipilih salah satu yang paling disenangi atau disukai untuk dijadikan jurnal refleksi. Para guru bebas menentukan pilihannya. Hal ini sesuai dengan konsep merdeka belajar dan merdeka mengajar. Tetap semangat para guru, sekecil apapun tindakan dan perubahan yang dilakukan adalah untuk kemajuan pendidikan anak bangsa.

Sementara itu, pada hari kedua, 31 Desember 2022, menghadirkan pembicara tunggal, I Wayan Budiyasa, S. Pd. Membawakan materi tentang platform merdeka mengajar (PMM). Bahwa sampai saat ini para guru masih sangat minim yang mengunggah aksi nyata pada PMM. Oleh karena itu, pihaknya membrikan bekal cara membuat aksi nyata yang siap diunggah pada PMM. Hal ini dilakukan mengingat sampai saat ini prosentasi unggahan aksi nyata guru pada PMM masih sangat rendah. Hal ini terekam pada jejak digital kemdikbud. Dengan begitu, perlu adanya semangat dalam pengerjaan aksi nyata untuk PMM sehingga dapat meningkatkan grade guru itu sendiri dan sekolah. (Kontributor, Eka_Adheyana)

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar